Wednesday, May 21, 2008

Free Sony Vaio FX210 Notebook Service Manual Ebook

If you have Sony Vaio notebook model PCG FX210, you may need this free service manual. It is important as the service guidance.

Just click here to download the service manua

Sony VAIO CR4000 CTO Series Notebook with Penryn Available for Purchase

This Sony VAIO VGN-CR4000 CTO Series Notebook is new colorful 14.1" series notebook that comes with one of Penryn processors (T8100 (2.1GHz), T8300 (2.4GHz), T9300 (2.5GHz), T9500 (2.6GHz)). The cheapest processor (for basic configuration) offered for these laptops are only Intel Core 2 Duo Processor T7250. Other Penryn processors will add to default + $20, + $70, +$220 and +$520 respectively.

The basic price starts from $1179.99 and you can get your laptop in one of the six colors such as Cosmopolitan soft pink, Sangria red, Indigo, dove-grey (silver and ivory blend), Champagne gold and etc.

The Estimated ship date is 2/19/08.

Read more:
Sony VAIO VGN-CR120E/P PC Notebook: Stylish Pink Laptop




Read more:
Sony VAIO C Type Notebooks: VGN-CR60B/P Luxury Pink Laptop

The highlight features of VAIO CR4000 series notebook are:

- Ample 2GB of RAM (4GB of RAM is the second option)

- Huge storage from 120GB up to 250 GB (5400 rpm)

- Wireless n (WLAN 802.11 a/b/g/n) and built-in Bluetooth

- range of 2 up to 4 hours battery life for standard and a range of 3.5 up to 7.5 hours for extended battery

-1.3MP webcam


This laptop series come with DVD burner, LCD 14.1" WXGA+ anti-reflective XBRITE-ECO; 3 USB ports, 1 IEEE 1394; mini- D-Sub15 pin and voice input/output; ExpressCard/34 slot, the memory stick (PRO)/the memory stick duo (the PRO duo) the corresponding slot and the SD card /MMC corresponding slot.

Read more:
New Sony VAIO CR Series with Santa Rosa Is Available in Sony’s Only Store


The Cosmopolitan soft pink one will be a great gift for Valentine Day

Monday, May 12, 2008

Kesulitan dengan Notebook Acer

Pagi ini saya sedang mengutak-atik notebook kami yang baru. Notebook ini adalah Acer Aspire 5583N WXNi. Masalah yang saya hadapi adalah tidak adanya driver Windows XP untuk ethernet card dan wirelessnya. Notebook ini tidak datang dengan Windows terpasang. Jadi OS harus dipasang sendiri. Tidak ada bawaan drivernya.

Saya cek di Internet, ternyata tidak banyak halaman yang berbicara tentang produk ini. Aneh juga. Apakah produk ini hanya spesifik dijual di Indonesia? Atau Asia? Hasil penelusuran Google menunjukkan halamannya Andika, tentang driver untuk notebook ini di GNU/Linux Debian. (Ha! Ternyata lebih mudah memasang Linux di notebook ini?)

Saya coba cek ke dukungan Acer di Indonesia. Halaman “acerindonesia.com” menghasilkan “404 Not Found“. Halah. Apakah mereka tidak memeriksa web support mereka ya? Aneh juga.

Kembali ke halamannya Andika, saya menemukan bahwa ethernetnya menggunakan “Marvell 88E8038 PCI-E Fast Ethernet”. Dicari dengan Google, menemukan driver untuk itu. Tapi saya juga menemukan link di Acer Eropa. Saya download disana, pasang, dan jalan. Ethernet card sekarang sudah berjalan di notebook ini.

Langkah selanjutnya adalah mencari driver untuk wirelessnya. Dari webnya Andika lagi, saya menemukan bahwa drivernya adalah “Intel PRO/Wireless 3945ABG”. Langsung cari di Internet, menemukan halaman dari Intel. Download driver itu, pasang, dan jalan.

Hah! Repot juga. Semestinya hal ini ada semua di webnya Acer Indonesia ya? Sayang juga tidak ada. Untungnya saya punya akses Internet yang cukup lumayan sehingga bisa download driver-driver itu. Selain itu saya juga beruntung cepat mendapatkan driver yang dibutuhkan. Kebayang oleh saya orang yang akses internetnya menggunakan dial-up. Wah, keburu kesal dulu

Wednesday, April 9, 2008

pertimbangan dalam memilih laptop anda

Belakangan ini koran-koran dibanjiri iklan penjualan laptop murah. Dari raja-raja laptop seperti Toshiba, IBM alias Lenovo, HP, Acer, sampai para pendatang baru seperti ECS, A Note, dan Benq, semua pasang advertensi. Dengan uang Rp 5 jutaan, siapa pun bisa bawa pulang laptop keren dan gaya.

Dari belasan merek dan jenis laptop yang bertebaran itu kira-kira mana yang cocok untuk Anda?

Berikut ini sebagian faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih laptop. Ini hasil pikiran dummy for dummies, hehehe … Siapa tahu berguna.

1. Tentukan batas kisaran harga

Menurut para konsultan finansial sebaiknya kita membeli berdasarkan KEBUTUHAN bukan KEINGINAN bukan pula GENGSI. (gengsi aja kok nggak boleh)

2. Aplikasi apa yang sering dipakai:

  • Kalau cuma buat ngetik, bikin presentasi powerpoint, excel, internetan, sesekali photoshop kelas Intel Celeron atau AMD Sempron pun sudah cukup. Bahkan banyak sudah dilengkapi akses Wifi. Tak perlu beli laptop dg prosesor Centrino yg mahal. Celeron/Sempron pun kuat buat Photosop-an, Corel Draw, bahkan juga QuarkExpress (desain utk bikin koran seperti yang dipakai Koran Tempo)–sudah dites di rumah. Kalau mau lebih bertenaga dg laptop murah, upgrade sendiri memori atau RAM dari 256 MB –> 512 MB. Karena Windows XP itu seperti Linux kalau dipasang di komputer bermemori 256 MB memang kurang greng
  • Kalau buat yg suka ngoprek program komputer, desain grafis yang berat, memang lebih enak pake prosesor kelas atas seperti Core 2, AMD Turion. Centrino atau Core Solo biasa pun sebenarnya juga sudah lumayan lah.
  • Dan ingat laptop-laptop prosesor Core Duo itu saat ini pun tidak bisa running 100 persen seperti yang diinginkan produsennya. Karena, prosesor Core 2 menuntut software baru yang cocok untuk “otaknya”. Dan sekarang ini software itu masih sedikiiiiit sekali. Baru Windows Vista doang (itu pun baru dilaunch). Jadi, aspek kecepatan yang diharapkan dari kerja laptop Core 2 ini ya.. ndak terlalu dramatik..

3. Seberapa mobile Anda

  • Semakin mobile pilih yang kecil dan ringan. Rata-rata laptop beratnya 2,3-2,5 kg. Laptop ini buat ngeliput kerusuhan seperti di Tasikmalaya (Beberapa tahun silam) atau Poso–artinya dibawa di ransel jalan keliling kota lebih dari 2 jam–bikin pundak pegelnya lumayan. Idealnya sih buat wartawan cari yg enteng di bawah 2 kg cuma mahal. Namun, kalau dipake kerjanya cuma di kantor atau 1-2 bulan sekali kerja di kafe sih berat 2,3-2,5 kg sih masih oke.
  • Semakin mobile pilih baterai yang tahan lama. Rata-rata laptop sih baterainya 2,5 - 3 jam. Yang ultra low voltage seperti keluaran Fujitsu, Sony Vaio, Toshiba Portege bisa 4-7 jam.
  • Bagi pengguna yang bukan high frequent flyer kelas baterai yg 2,5-3 jam pun sudah cukup. (Emang seberapa kuat sih kita kerja di kafe seperti Starbucks? mendingan ngelihatin tamu kafe atau baristanya kan daripada kerja, hehehe)

4. Layar

  • Yang suka kecil tentu saja pilih layar 8, 10, 11 atau 12 inchi –> sayangnya yg kecil ini biasanya lebih mahal
  • Yang sedang-sedang sih 13 atau 14 inchi. Yang 15 inchi biasanya lebih murah lagi. Ingin lebar tapi nggak pingin kelihatan gede pilih yang wide screen. Layar 13 wide sreen lumayan, tak terlalu kecil atau gede.
  • Yang buat desain ya enaknya 17 inchi

5. Yang perlu diingat pula laptop yang sudah kita beli itu cenderung harganya terjun bebas.

Dalam 2 tahun laptop bekas itu bisa turun harganya 2-4 juta. Jadi kalau beli mahal-mahal pertimbangkan pula penyusutan nilai yg gila-gilaan.

Kalau saya sih lebih suka membeli laptop yang tak terlalu canggih mengingat toh harganya 2-4 tahun akan drop habis-habisan dan menjual kembali laptop itu tak gampang. Pilih teknologi medium, dengan harga menengah mungkin salah satu alternatif yang patut dipertimbangkan karena dari sisi teknologi tak ketinggalan amat, dari harga juga ngga nguras kantong banget.

6. Reputasi merek

  • IBM (sekarang Lenovo) — desain kaku (tipe yg terakhir aja agak manis seperti Z61), tapi kuat dan bandel, ukuran keyboard paling pas di tangan
  • Acer — merek taiwan desain manis, klaim nya sih nomor satu di Eropa tahun 2006
  • Toshiba — pernah bertahun-tahun jadi laptop no 1 di dunia dan di Indonesia, lumayan bandel
  • ECS — merek Taiwan , katanya sih ok tanya Prabandari (Kabiro Tempo di bandung, dia beli ECS yang tablet PC yg bentuknya spt buku agenda dari tahun 2005), purnajual katanya juga oke
  • Dell –keren untuk tipe yang Inspiron seperti punya mas Wawan (Teknologi)
  • Sony Vaio — Hfff… desain yang tipe TX kereeen banget kecil dan imut-imut. Sayang harganya masih di 18-20 juta.
  • Hp/Compaq — Malangnya aku tak pernah suka desainnya
  • Fujitsu — yang tipe kecilnya keren.. walau tak selucu Vaio
  • Powerbook — cool and different, tipis, tapi berat dan tak cocok bagi pengoprek komputer karena sistem operasinya Macintosh.

Faktor lainnya sih cuma asesoris seperti koneksi bluetooth, infra merah, pengaman dg sidik jari, pembaca kartu SD. Semuanya bisa jadi pertimbangan minor.

Ya, ini uneg-uneg pemburu dan penggemar laptop bekas hehehehe, boleh didengar boleh juga tidak. Jadi, selanjutnya terserah Anda

pakai a-note celeron ok ?

Buat anda yang sudah membeli Laptop A-Note, jangan berkecil hati karena ada seseorang yang tidak mengalami hal kurang menyenangkan, seperti tertuang di bawah ini ( Di ambil dari komentar ditulisan ini ) :

saya pakai a-note celeron hampir setahun. alhamdulillah gak papa. lumayan cepet jalannya, gak kalah sama yang branded.
justru pernah pakai acer, layanannya pasca garansi, juelek. masak cd rom yang nggak mau keluar dibilang harus ganti seharga 1.250.000.laptopnya aja tinggal seharga 3.000.000.nggak jadi ganti, eh harus bayar ongkos separo (75.000). ya 75.000 hanya untuk ngeluarin cd rom untuk dicek (tahu nggak, ngeluarin cd rom gak lebih dari 2 menit bro. tanya solusi, dibilang, ya harus ganti.
ini sih semua bisa, kalo cuma jualan.
guwe bawa ke servisan umum. eh, katanya cuman ada yang patah di tombol sebelah dalam. ya udah, dibetulin bayar 150.000 beres.
gak dibetulin juga, beli yang eksternal, cuma 175 ribuan.
hati-hati deh dengan branded, selewat garansi, dijamin gak ada perhatian. nyakitin hati.
mending merek lokal, di sini perusahaannya.
ingat nggak, dulu komputer jangkrik kan dibilang jelek. sekarang?
nanti kedepan laptop udah kaya komputer desktop. ya rakitan aja, bisa ganti-ganti macem-macem. ini kan yang sekarang dibuat ama anote dan byon.
guwe cuman pemakai.bukan siapa-siapa. tapi jelas, mari cintai produk dalam negeri. merdeka …….

Wednesday, February 13, 2008

Laptop mungil merk Asus “Eee”


Kabar terbaru dari produsen Asus, bahwa laptop Asus telah meluncurkan 5 pilihan warna yang menarik, dan hebohnya lagi laptop ini telah di pasarkan indonesia sejak bulan November - Desember 2007.

Pada pameran teknologi Computex 2007 di Taipei, Asustek Computer bersama Intel Corp. memamerkan jajaran laptop murah yang dibandrol antara US$ 199 hingga US$ 299 atau sekitar Rp 1,8 juta sampai Rp 2,7 juta (US$1 = Rp 9.045).


� Laptop mungil merk Asus yang dinamai “Eee” (Easy to play, Easy to learn, Easy to work) ini, akan hadir juga di pasar Indonesia akan tetapi masih belum bisa dipastikan karena belum mass production.

Konsep Asustek mirip dengan laptop murah buatan Negroponte dari segi fungsinya. Namun jika dibandingkan laptop Negroponte masih menggunakan tenaga engkol sebagai sumber tenaganya, sementara konsep Eee sudah layaknya laptop lain di pasaran, yang juga sudah dilengkapi dengan port USB, Ethernet dan Modem.

Asus Eee PC telah hadir dengan beberapa model, yaitu yang memiliki layar 7 inch (harga kisaran US$199) dan 10 inch (US$299) dengan berat yang sangat ringan sekitar 1kg. Ini disebabkan karena Asus Eee PC tidak dilengkapi dengan hard disk, melainkan NAND flash drive sehingga lebih ringan dan kuat tanpa perlu takut benturan hard disk.

Seperti yang dipaparkan di Computex beberapa saat lalu, Asus Eee PC akan ditanami Intel Mobile CPU dan Chipset, Intel NAND flash Storage, dan Intel Classmate PC Ready. Untuk OS, Linux menjadi pilihan Asus.

Asus membidik 3 segmen pasar

Pertama adalah pasar pengguna laptop biasa. Fungsi laptop ini sebagai second laptop, yang lebih membuat mereka mobile karena lebih tahan goncangan.

Kedua, Asustek membidik konsumen pelajar dan mahasiswa yang juga membutuhkan komputer jinjing untuk melengkapi pembelajaran mereka. Asus Eee PC sudah dilengkapi dengan browser sehingga memungkinkan fungsi pembelajaran secara mobile.

Segmen ketiga adalah mereka yang ekstrim mobile. Dikarenakan tidak dilengkapi hard disk, jadi tidak perlu takut guncangan yang berlebihan bahkan jatuh bagi mereka yang tidak terlalu hati-hati. Laptop ini sebenarnya sama saja seperti PDA, tapi dengan konsep notebook.

EeePC 701 Specification: - Display?7″ & 10″ - CPU & Chipset: Intel mobile CPU & chipset - OS: Linux/ Microsoft Windows XP compatible - Communication: 10/100 Mbps Ethernet; 56K modem - WLAN: WiFi 802.11b/g - Graphic: Intel UMA - Memory: 512MB, DDR2-400 - Storage: 4/ 8/ 16GB Flash - Webcam: 300K pixel video camera - Audio: Hi-Definition Audio CODEC; Built-in stereo speaker; Built-in microphone - Battery Life: 3hrs (4 cells: 5200mAh, 2S2P) - Dimension & Weight: 22.5 x 16.5 x 2.1~3.5cm, 0.89kg

Wednesday, November 21, 2007

notebook AXIOO


ebenarnya sih gak baru-baru amat. Karena sudah hampir 2 bulan saya menggunakan notebook ini. Sejauh ini sih baik-baik saja dan belum ada keluhan. Awal yg baik untuk sebuah barang yg baik, mestinya.

Merknya Axioo. Ini adalah merk lokal. Tepatnya ini adalah barang dari luar yang dilabeli dengan merk sendiri, seperti halnya Visipro, V-gen dan lainnya. Axioo punya beberapa kelas dalam jajaran produknya. Lengkapnya bisa dilihat disini.

Yang saya pakai ini adalah kelas value (Neon Series) yang murah meriah. Seri ini menggunakan chipset Via. Makanya bisa jauh lebih murah dibanding kelas lainnya yang menggunakan chipset Intel.


Kenapa memilih notebook? Kenapa tidak komputer desktop saja? Ini juga sudah saya pikirkan masak-masak. Karena dengan dana yang sama bisa mendapatkan spesifikasi yang jauh lebih tinggi jika menggunakan desktop dibanding notebook. Tetapi akan berbeda jauh jika dibandingkan sisi mobilitasnya dan konsumsi daya listriknya.

Ya masing-masing antara komputer desktop dan notebook punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dan saya memutuskan untuk memakai notebook karena saya berencana akan menggunakannya di rumah (di kamar, di ruang tamu atau di tempat lain) kalau ada waktu luang. Kadang-kadang untuk menulis, membaca email, atau sekadar ngoprek2 saja. Kadang-kadang saya juga perlu membawa notebook ke kantor. Kadang-kadang merasa perlu juga mencicipi Wifi yang di beberapa tempat disediakan gratis. Karena itu perlu disiasati bagaimana dengan dana yang terbatas bisa mendapatkan notebook dengan spesifikasi yang lumayan.

Kenapa Axioo? Sebenarnya saya tidak fanatik merk. Tetapi lebih kepada harga, service dan layanan purna jual. Lalu darimana saya tahu semua itu, ya internet jawabnya. Saya punya kebiasaan untuk mencari info di internet sebelum membeli sesuatu. Saya perlu tahu pengalaman pengguna Axioo (dan merk lokal lainnya) dan bagaimana kesan-kesan pemakain Axioo. Setelah ‘googling’ dengan kata kunci ‘axioo’ akan banyak rujukan-rujukan yang bisa dibaca. Ada beberapa testimoni blogger yang memakai Axioo. Ada juga posting di forum yang membahas Axioo dan perbandingan dengan beberapa merk lain.

Di salah satu edisi majalah Infolinux, ada artikel dari Onno W. Purba, seorang pakar, yang menulis tentang bagaimana meng-instal Linux di notebook dan kebetulan merk dipakai adalah Axioo. Ini tentu saja menambah poin untuk memilih Axioo. Malah ini bisa jadi referensi yang lebih kuat, karena nantinya memang akan di-install Linux. Dari referensi di internet dan majalah yang selalu saya perhatikan adalah kompatibilitasnya dengan Linux. Dan yang lebih bagus lagi, di beberapa display di toko komputer atau di pameran beberapa tipe dari Axioo secara default dipasangi dengan Linux Mandriva yang bisa jadi referensi kompatibilitas dengan Linux.

Setelah saya rasa cukup dengan bahan pertimbangan, akhirnya saya berbulat hati memilih Axioo. Walau sebelumnya banyak juga merk-merk lokal lainnya yang sempat juga jadi bahan pertimbangan. Tetapi disamping faktor fitur dan harga, layanan purna jual dari Axioo adalah hal terpenting yg membuat pilihan jatuh ke Axioo. Di situsnya Axioo ada tabel spare part dan perkiraan harga nya jika ada kerusakan. Juga informasi dari penjual (dasar penjual :-)) yang meyakinkan akan layanan service center Axioo baik di Jakarta dan di beberapa kota besar lainnya.

Setelah merk dan layanan purna jual sudah ketemu sekarang tinggal mencocokan dengan dana yang ada. Dan ini adalah hal yang gak salah sulitnya. Awalnya saya sudah mendapatkan kandidat, tipe VL 724 C (Chipset Via, Pentium M 1,7 Ghz). Tetapi saat bertanya ke beberapa dealer barangnya sedang kosong. Ada juga yang menyebut sudah discontinue. Sementara saya tidak tertarik dengan tipe sejenis yang menggunakan Celeron M karena harganya tidak terpaut jauh.

Ke Mangga Dua adalah yang terbaik. Sebagai salah satu pusat komputer di Jakarta tentu akan mudah mencari barang yang kita perlukan. Dan kebetulan juga saat saya ke sana Axioo sedang pameran. Tanpa menyia-nyiakan waktu langsung saja proses hunting dimulai. Memang betul tipe yang saya cari (VL 724 C) sudah discontinue dan sebagai gantinya adalah tipe VL 856 P. Spek kurang lebih sama dengan yang saya cari, tetapi menggunakan Pentium M 1,8 Ghz dan RAM 512 MB. Spek lengkapnya bisa dilihat disini.

Seperti biasa walau sudah dilabeli dengan harga khusus pameran, saya masih sempat-sempatnya menawar harga. Siapa tahu bisa mendapatkan harga yang lebih bagus lagi. Si penjaga stand tetap saja bertahan bahwa harganya ini sudah harga khusus pameran dan di tempat lain harga lebih mahal. Setelah tidak putus asa menawar akhirnya saya mendapatkan harga lebih murah Rp 50 ribu dibanding harga pameran yang tercantum. Lumayan juga.

Harga ini adalah harga notebook tetapi tidak termasuk harga OS, karena notebook ini secara default di-bundle dengan Mandriva 2006 yang memang gratis. Bagus juga. Kenapa juga harus membayar cukup mahal dengan Windows secara otomatis di dalamnya. Karena memang notebook ini rencananya saya akan gunakan untuk mencicipi Ubuntu yang semakin populer itu.

Sudah dua bulan Notebook ini saya gunakan. Dan setelah memakai notebook ini banyak tawaran-tawaran notebook merk lain dengan harga dan fitur yang hampir sama. Ya sekarang sepertinya sudah mulai menjadi tren notebook yang murah tetapi powerful