Wednesday, November 21, 2007

notebook AXIOO


ebenarnya sih gak baru-baru amat. Karena sudah hampir 2 bulan saya menggunakan notebook ini. Sejauh ini sih baik-baik saja dan belum ada keluhan. Awal yg baik untuk sebuah barang yg baik, mestinya.

Merknya Axioo. Ini adalah merk lokal. Tepatnya ini adalah barang dari luar yang dilabeli dengan merk sendiri, seperti halnya Visipro, V-gen dan lainnya. Axioo punya beberapa kelas dalam jajaran produknya. Lengkapnya bisa dilihat disini.

Yang saya pakai ini adalah kelas value (Neon Series) yang murah meriah. Seri ini menggunakan chipset Via. Makanya bisa jauh lebih murah dibanding kelas lainnya yang menggunakan chipset Intel.


Kenapa memilih notebook? Kenapa tidak komputer desktop saja? Ini juga sudah saya pikirkan masak-masak. Karena dengan dana yang sama bisa mendapatkan spesifikasi yang jauh lebih tinggi jika menggunakan desktop dibanding notebook. Tetapi akan berbeda jauh jika dibandingkan sisi mobilitasnya dan konsumsi daya listriknya.

Ya masing-masing antara komputer desktop dan notebook punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dan saya memutuskan untuk memakai notebook karena saya berencana akan menggunakannya di rumah (di kamar, di ruang tamu atau di tempat lain) kalau ada waktu luang. Kadang-kadang untuk menulis, membaca email, atau sekadar ngoprek2 saja. Kadang-kadang saya juga perlu membawa notebook ke kantor. Kadang-kadang merasa perlu juga mencicipi Wifi yang di beberapa tempat disediakan gratis. Karena itu perlu disiasati bagaimana dengan dana yang terbatas bisa mendapatkan notebook dengan spesifikasi yang lumayan.

Kenapa Axioo? Sebenarnya saya tidak fanatik merk. Tetapi lebih kepada harga, service dan layanan purna jual. Lalu darimana saya tahu semua itu, ya internet jawabnya. Saya punya kebiasaan untuk mencari info di internet sebelum membeli sesuatu. Saya perlu tahu pengalaman pengguna Axioo (dan merk lokal lainnya) dan bagaimana kesan-kesan pemakain Axioo. Setelah ‘googling’ dengan kata kunci ‘axioo’ akan banyak rujukan-rujukan yang bisa dibaca. Ada beberapa testimoni blogger yang memakai Axioo. Ada juga posting di forum yang membahas Axioo dan perbandingan dengan beberapa merk lain.

Di salah satu edisi majalah Infolinux, ada artikel dari Onno W. Purba, seorang pakar, yang menulis tentang bagaimana meng-instal Linux di notebook dan kebetulan merk dipakai adalah Axioo. Ini tentu saja menambah poin untuk memilih Axioo. Malah ini bisa jadi referensi yang lebih kuat, karena nantinya memang akan di-install Linux. Dari referensi di internet dan majalah yang selalu saya perhatikan adalah kompatibilitasnya dengan Linux. Dan yang lebih bagus lagi, di beberapa display di toko komputer atau di pameran beberapa tipe dari Axioo secara default dipasangi dengan Linux Mandriva yang bisa jadi referensi kompatibilitas dengan Linux.

Setelah saya rasa cukup dengan bahan pertimbangan, akhirnya saya berbulat hati memilih Axioo. Walau sebelumnya banyak juga merk-merk lokal lainnya yang sempat juga jadi bahan pertimbangan. Tetapi disamping faktor fitur dan harga, layanan purna jual dari Axioo adalah hal terpenting yg membuat pilihan jatuh ke Axioo. Di situsnya Axioo ada tabel spare part dan perkiraan harga nya jika ada kerusakan. Juga informasi dari penjual (dasar penjual :-)) yang meyakinkan akan layanan service center Axioo baik di Jakarta dan di beberapa kota besar lainnya.

Setelah merk dan layanan purna jual sudah ketemu sekarang tinggal mencocokan dengan dana yang ada. Dan ini adalah hal yang gak salah sulitnya. Awalnya saya sudah mendapatkan kandidat, tipe VL 724 C (Chipset Via, Pentium M 1,7 Ghz). Tetapi saat bertanya ke beberapa dealer barangnya sedang kosong. Ada juga yang menyebut sudah discontinue. Sementara saya tidak tertarik dengan tipe sejenis yang menggunakan Celeron M karena harganya tidak terpaut jauh.

Ke Mangga Dua adalah yang terbaik. Sebagai salah satu pusat komputer di Jakarta tentu akan mudah mencari barang yang kita perlukan. Dan kebetulan juga saat saya ke sana Axioo sedang pameran. Tanpa menyia-nyiakan waktu langsung saja proses hunting dimulai. Memang betul tipe yang saya cari (VL 724 C) sudah discontinue dan sebagai gantinya adalah tipe VL 856 P. Spek kurang lebih sama dengan yang saya cari, tetapi menggunakan Pentium M 1,8 Ghz dan RAM 512 MB. Spek lengkapnya bisa dilihat disini.

Seperti biasa walau sudah dilabeli dengan harga khusus pameran, saya masih sempat-sempatnya menawar harga. Siapa tahu bisa mendapatkan harga yang lebih bagus lagi. Si penjaga stand tetap saja bertahan bahwa harganya ini sudah harga khusus pameran dan di tempat lain harga lebih mahal. Setelah tidak putus asa menawar akhirnya saya mendapatkan harga lebih murah Rp 50 ribu dibanding harga pameran yang tercantum. Lumayan juga.

Harga ini adalah harga notebook tetapi tidak termasuk harga OS, karena notebook ini secara default di-bundle dengan Mandriva 2006 yang memang gratis. Bagus juga. Kenapa juga harus membayar cukup mahal dengan Windows secara otomatis di dalamnya. Karena memang notebook ini rencananya saya akan gunakan untuk mencicipi Ubuntu yang semakin populer itu.

Sudah dua bulan Notebook ini saya gunakan. Dan setelah memakai notebook ini banyak tawaran-tawaran notebook merk lain dengan harga dan fitur yang hampir sama. Ya sekarang sepertinya sudah mulai menjadi tren notebook yang murah tetapi powerful

No comments: